Posted by : Administrator Tuesday, February 11, 2014


Februari 8-9, 2014: 11 khuddam dan 5 athfal Tasikmalaya mengadakan perjalanan wisata tarbiyat ke Gunung Galunggung yang berjarak kurang lebih 17 km dari pusat kota. Gunung yang berketinggian 2.167 m ini merupakan wana wisata yang menarik untuk dikunjungi. Dalam catatan sejarah gunung ini pernah meletus tahun 1882 saat itu 4.000 jiwa menjadi korban dan menghancurkan 114 desa di sekitarnya menjangkau area berjarak 40 km. letusan dahsyat ini menjadi cerita tersendiri karena menjadi kisah yang berkembang di masyarakat sekitar sebagai tanda turunnya Imam Mahdi.
Bila membuka lebih catatan sejarah dan wasiyat leluhur banyak hal yang dapat digali dari kawasan gunung Galunggung ini, banyak cerita leluhur tentang kedatangan Imam Mahdi  yang menyangkut Galunggung telah terpenuhi. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1982, selama 9 bulan gunung ini terus mengalami erupsi hingga menghancurkan 50 desa di sekitanya sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Kini kawasan gunung berapi tersebut menjadi objek wana wisata yang menarik untuk dikunjungi, di kaki gunung terdapat 3 hektar pemandian air Panas, sementara untuk mencapai kawah pemerintah daerah telah membangun infrastruktur untuk mempermudah akses bagi pencinta alam mengunjunginya.
Letusan terakhir selain berdampak kerusakan yang parah  juga menghasilkan kesuburan tanah di desa sekitar selain itu juga pasir dari letusan gunung melimpah untuk dimanfaatkan menjadi bahan bangunan, kegiatan penambangan pasir disekitar membawa dampak negatif dengan rusaknya akses jalan namun untuk saat ini akses jalan telah diperbaiki hingga mempermudah akses transportasi baik roda 2 maupun roda 4.
Untuk menikmati keindahan alam ciptaan Allah SWT gunung Galunggung merupakan tempat yang ideal bagi khuddam dan athfal Tasikmalaya, selain lokasinya tidak begitu jauh untuk masuk ke kawasan tersebut tidak diperlukan biaya yang besar, tiket seharga Rp 4.200 dapat di peroleh di gerbang masuk.

Perjalanan wisata Khuddam dan Athfal Tasikmalaya di mulai petang sebelum matahari terbenam dari pemandian Cipanas, meski ada jalan khusus sampai ke anak tangga menuju kawah rombongan sengaja memilih jalur hutan untuk mencapai puncak, perjalanan malam menjadi sensasi tersendiri bagi athfal meski diantara mereka ada yang masih berumur 7 dan 8 tahun hal itu tidak menyurutkan semangat mereka. Pengalaman pertama menyusuri hutan belantara di kegelapan bagi athfal usia dini menjadi sarana khusus latihan ketahanan fisik mereka. Selepas isya rombongan sampai di ujung jalan tempat terakhir yang bisa ditempuh kendaraan setelah perjalanan sekitar 1,5 jam, pada awal rencana tenda akan didirikan di kawah namun melihat athfal-athfal yang memulai kelelahan Qaid Majelis Agus Ahmad Tahir yang menjadi Amir perjalanan memutuskan untuk mendirikan tenda di pos terkhir.
Di tempat berdirinya tenda pemandangan lampu-lampu yang menyala di seluruh kota Tasikmalaya tampak terlihat dengan jelas, cuaca sangat bersahabat kabut tidak turun sehingga keindahan dari ketinggian dapat jauh terlihat. Hujan yang biasa turun saat itu hanya turun di siang hari sehingga hanya membasahi dedaunan dan jalan setapak, udara basah menyegarkan dan tidak banyak menguras energi. Setelah mendirikan tenda rombongan memasak hidangan yang di bawa, beberapa khuddam pencinta alam karena pengalamannya menjadikan kegiatan perjalan ke Galunggung tidak menemui banyak kesulitan.
2 tenda didirikan masing-masing mampu menampung 6 orang, selepas makan malam 5 athfal tidur di tenda pertama sisanya khuddam mengisi tenda kedua, beberapa khuddam tidur diluar tenda menggunakan Sleeping Bag untuk melindungi dari cuaca dingin dan angin yang berhembus saat beranjak malam, cuaca cerah tanpa hujan tidak merepotkan hanya angin besar yang sempat hendak merobohkan tenda jadi gangguan kecil.
Shalat tahajud masing-masing di mushola yang ada di pos terakhir untuk shalat subuh semua peserta berjamah Tedi Munadi yang pernah menjabat Qaid Daerah menjadi Imam Shalat, udara tidak terlalu dingin anginpun tidak terlalu besar menjelang pagi cuaca bersahabat tidak mengganggu kesehatan peserta terutama athfal yang sebelumnya di khawatirkan, mereka tampak sehat bahkan hingga perjalanan pulang.
Masakan khas menjadi menu sarapan pagi sambil menyaksikan matahari di ufuk timur rona jingga matahari menjadi pemandangan yang  meneduhkan beberapa peserta menaiki 620 anak tangga menuju puncak gunung sementara yang lainnya cukup menikmati keindahan di lokasi sembari mempersiapkan masakan dan membereskan tenda, sebelum pukul  7 rombongan harus meninggalkan lokasi berkemah karena keramaian pengunjung wisata galunggung akan memanfaatkan lokasi untuk memarikir kendaraan.
Perjalanan pulang kembali menggunakan jalan setapak saat naik suasana pagi yang cerah memungkinkan peserta untuk menikmati keindahan pepohonan dan semak belukar di sisi kiri kanan perjalanan, semua berjalan begitu cekatan 30 menit cukup untuk kembali sampai di kawasan pemandian Cipanas Galunggung.
2 jam waktu yang cukup untuk membersihkan dan menyegarkan di sungai kecil yang mengalirkan air panas dari Gunung Galunggung sampai kembali pulang menunggu jemputan ke kota Tasikmalaya. Perjalanan ini menjadi cerita tersendiri bagi murid Imam Mahdi menuju Gunung Galunggung yang banyak tertulis dalam legenda Tasikmalaya, gunung yang letusannya tahun 1882 dan 1894 telah menjadi tanda samawi tentang telah datangnya Imam mahdi, gunung yang mendai saksi sejarah bagi kerajaan Galuh dan Pajajaran karena konon nama Galunggung sendiri diambil dari kata Galuh nu Agung atau Galuh yang Agung.
Di balik itu semua wisata tarbiyat ini menjadi perjalanan rohani bagi khuddam dan athfal Tasikmalaya selain sebagai sarana latihan kekuatan fisik dan olah tubuh, kegiatan ini juga untuk memupuk kecintaan kepada Jemaat Allah Taala dan menjaga silaturahmi serta membangun hubungan yang lebih akrab antara sesama khuddam dan athfal Tasikmalaya.
30 menit perjalanan menuju kota Tasikmalaya menorehkan sebuah cerita bahwa kecintaan kepada Jemaat dapat ditempuh berbagai cara, bahwa pelajaran itu tidak hanya melalui kata namun melalui pengalaman yang akan dituturkan dengan cerita manis suatu hari nanti, bahwa stimulus itu dapat diberikan pada alam bawah sadar tanpa harus dipaksakan namun menjadi suatu keinginan kuat tanpa disadari melalui perjalanan wisata menguatkan jasmani dan ruhani.
Doni Sutriana
Twitter: @Donisutriana
Foto Galeri: Journey to Galunggung 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © MKAI TASIKMALAYA - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -