Posted by : Administrator Thursday, April 3, 2014

Oleh : Doni Sutriana

Revolusi merupakan suatu perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Suatu gerakan revolusi dilakukan untuk merubah sistem  lama menjadi sistem baru baik secara direncanakan maupun tidak. Kebalikan dari revolusi adalah evolusi dimana perubahan yang menyeluruh terjadi secara sedikit demi sedikit dan berlangsung dalam waktu yang lama.
Dalam suatu gerakan revolusi suatu nilai baru atau pesan baru yang belum pernah ada sebelumnya diterapkan untuk mengganti tatanan lama yang sudah tidak lagi bisa diterima oleh mayarakat dalam segala tingkat kehidupan sosial atau setidaknya menghidupkan kembali pesan lama yang sudah mulai dilupakan, dimana pesan-pesan tersebut dapat mendatangkan kemaslahatan jika kembali ditegakan.
Perubahan yang terjadi melalui gerakan revolusi dilakukan baik melalui suatu peperangan ataupun kekerasan juga dapat dilakukan melalui cara damai, selama pesan-pesan dapat diterima dan dicerna untuk dijadikan nilai baru dalam kehidupan. Peperangan atau kekerasan dapat timbul karena penolakan dari penguasa yang mempertahan nilai lama ataupun karena penolakan dari masyarakat yang bersikukuh dengan prinsip lama yang dianutnya.
Dalam sejarah peradaban manusia ada beberapa  bangsa yang memberi pengaruh besar kepada peradaban dunia, nilai-nilai duniawi yang diterapkannya mampu merubah perikehidupan bangsanya maupun bangsa-bangsa disekitarnya. Meskipun pasang surut peradaban bangsa-bangsa terjadi nilai-nilai yang diajarkan oleh bangsa tersebut masih lestari dan tetap dianut baik secara skala kecil maupun besar. Hal ini menandakan bahwa gerakan revolusioner bangsa tersebut dalam merubah pola pikir dan kehidupan berhasil dilakukan.

Sejarah mencatat bagaimana bangsa Arya yang berasal dari daerah sekitar Persia dan Iran memperkenalkan suatu prinsip keunggulan ras  dan tingkat derajat manusia. Bangsa Arya menyatakan bahwa manusia berbeda-beda tingkatannya dan tidak bisa disama-ratakan, ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang kuat dan ada yang lemah, ada yang pintar dan ada yang bodoh. Dari hal itu bangsa Arya membagi kelompok manusia dalam beberapa tingkatan status yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.
Brahmana merupakan kelompok kasta tertinggi yang diisi oleh ruhaniawan atau para. Sementara Ksatria merupakan para penguasa pemerintahan atau kerajaan, bangsawan dan prajurit. Waisya adalah mereka yang menjadi petani, pengusaha atau pedagang didalamnya, sedangkan kasta Sudra adalah mereka yang terdiri atas para budak dan pekerja kasar. Diluar itu mereka yang tidak memiliki kasta masuk kedalam golongan paria, kelompok hina yang paling menyedihkan kehidupanya.
Peradaban bangsa Arya meskipun telah lama menghilang namun ajaran dasar mereka menyangkut pembagian kasta atau keunggulan ras masih dapat ditemui dibeberapa negara yang masyarakatnya menganut ajaran Hindu seperti di negeri Hindustan atau India.
Peradaban selanjutnya adalah apa yang dihasilkan oleh bangsa Babylonia yang memiliki keunggulan dalam bidang astronomi, matematika serta rancang seni bangunan. Bangsa yang dikenal sebagai kaum Aad dalam Al Quran digambarkan tidak tertandingi keunggulannya dalam hal rancang bangunan.
Bangsa ketiga yang memberi pengaruh besar adalah bangsa Romawi, bangsa ini mengajarkan hukum dasar dalam ketata-negaraan pemerintahan. Pengaruh Romawi berkembang luas kepada bangsa yang di taklukan oleh kekaisaran Romawi. Kekaisaraan romawi membentang luas dalam peta dunia.  Saat kejayaan berakhir setelah terjadinya perang saudara di wilayah kekuasaan Romawi pengaruh peradaban yang ditanamkan oleh bangsa Romawi masih dianut oleh negara-negara eropa maupun negara lainnya, setidaknya hukum dasar bangsa Romawi diterapkan dalam kehidupan bernegara.
Bangsa Persia adalah bangsa berikutnya yang memberi pengaruh besar dalam peradaban dunia. Berbeda dengan bangsa Arya yang menitik-beratkan dalam superioritas ras, bangsa Babylonia dalam rancang bangun serta Romawi yang memperkenalkan prinsip hukum pemerintah, bangsa Persia memperkenalkan konsep Imperium penaklukan bangsa-bangsa sebagai konsep peradaban.
Gerakan revolusioner terakhir adalah budaya barat yang bergantung pada prinsip materialisme, penjelajahan bangsa eropa dalam mencari dunia baru diluar negeri membawa pengaruh kehidupan yang mengagungkan materialisme atau nilai yang berdasar pada keuntungan dunia. Penjajahan bangsa barat pada negeri timur maupun benua amerika berdampak besar dalam kehidupan dan pola bangsa yang ditaklukannya, prinsip materialisme ini juga melahirkan konsep ekonomi semisal kapitalisme. Dalam hal penelitian ilmiah prinsip materialisme ini bertujuan akhir untuk mendapatkan keuntungan dari segi duniawi.
Lima bangsa ini dapat menggambarkan bagaimana gerakan revolusi duniawi yang pernah terjadi dalam sejarah peradaban manusia, sementara dalam  revolusi samawi atau  keagamaan yang ditandai dengan adanya campur tangan langsung Tuhan dalam perjalanannya dapat digambarkan dalam beberapa era nabi yang dimulai sejak 6000 tahun lalu oleh nabi Adam.
Nabi Adam bukanlah nenek moyang umat manusia atau manusia pertama yang diciptakan, Nabi Adam adalah peletak dasar peradaban umat manusia, beliaulah yang pertama kali mengajarkan kepada umat manusia dalam masanya kehidupan bermasyarakat dan membawa mereka kedalam kehidupan sosial yang saling berinteraksi, memisahkan dari perikehidupan tidak beradab yang dianut sebelumnya. Beliau mengajarkan bagaimana hidup bermasyarakat dalam tingkat dasar, bagaimana adab dalam kesopanan berpakaian dan hal dasar lainnya. Perubahan radikal yang diajarkan oleh beliau tidak serta merta diterima umatnya, ada tentu penentanganan pada awalnya meski kemudian ajaran beliau diterima dan di praktekan oleh umat manusia sebagai mahluk yang beradab.
Era selanjutnya adalah era Nabi Nuh dimana hukum syariat mulai diturunkan. Seiring perjalanan waktu perkembangan kecerdasan pikiran, spiritual dan emosional manusia di masa Nabi Nuh telah mencapai tahap dimana pemujaan kepada wujud selain Tuhan mulai menyusup ke dalam pikiran manusia. Nabi Nuh selain mengajarkan syariat dasar yang memperkuat bangunan kehidupan sosial yang  fondasinya telah dibangun Nabi Adam, juga mengajarkan suatu konsep Tauhid Ilahi yang membersihkan manusia dari pikiran penyembahan kepada wujud selain Tuhan. Hukuman banjir bandang yang menimpa umat Nabi Nuh yang melakukan penentangan memberi pelajaran tentang adanya wujud Tuhan Yang Maha Hidup, Tuhan yang Maha Mendengar yang patut disembah dan tak ada wujud lain yang patut disembah.
Era Nabi Ibrahim memainkan peran penting dalam revolusi keagamaan, pada era Nabi Ibrahim pemujaan kepada selain Tuhan mengambil bentuk lain yang lebih kongkrit. Jika di masa Nabi Nuh konsep syirik hanya sebatas pemikiran di zaman  Nabi Ibrahim syirik telah mejadi filosopi dan gaya hidup umat manusia saat itu.
Penampakan wujud Tuhan bagi penentang beliau atau umatnya yang tergelincir dalam kemusyrikan ditampilkan melalui konsep ketawakalan. Nabi Ibrahim meninggalkan istri beliau Siti Hajar dan Nabi ismail di lembah faran Mekah disekitar reruntuhan Kabah tanpa persediaan makanan dan minuman sesuai perintah Tuhan. Dalam keadaan ekstrim tersebut istri dan putra Nabi Ibrahim dapat bertahan hidup dan menjadi moyang bangsa Arab yang dihormati, keselamatan mereka tak lepas dari petolongan Tuhan semata, Dzat yang berkuasa menolong hambanya yang lemah dan tak berdaya yang selalu tawakal dengan ujian-Nya. Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail menegakan kembali rumah Allah (Kabah) yang telah mengalami kerusakan karena banjir di masa Nabi Nuh. Suatu bangunan yang menjadi arah kiblat manusia menghadapkan wajahnya dalam menyembah Tuhan Yang Maha Pencipta. Suatu fondasi keruhanian sebagai wujud KeEsaan Tuhan.
Nabi Musa merupakan era selanjutnya dalam gerakan revolusi keagaamaan dibawah bimbingan Tuhan. Pesan Tuhan yang dibawa utusan-Nya lebih komplek lagi diturunkan kepada Nabi Musa menyangkut hal peribadatan, keruhanian, politik dan kehidupan sosial. Pada zaman Nabi Musa hukum syarat mulai tertulis dalam lembaran kitab yaitu Taurat, hukum yang mengatur masalah pokok beribadah, ruhani, politik dan sosial tetulis dalam lembaran kitab. Jika dimasa Nabi Adam hingga Nabi Ibrahim penyampaian ajaran samawi diperoleh melalui pemandangan ruhani berupa mimpi benar serta kasyaf, maka kepada Musa wahyu yang mengatur hukum syariah turun melalui percakapan Tuhan secara langsung kepada Nabi Musa. Konsep suksesor atau penerus kenabian seperti halnya penerus pemerintahan negara yang kita pahami mulai diajarkan Tuhan di era Nabi Musa.
Era selanjutnya adalah sejarah Nabi Isa, gerakan beliau tidak membawa pesan baru namun menghidupkan kembali pesan lama yang mulai dilupakan atau pesan yang kehilangan ruhnya. Oleh karena itu Nabi Isa digambarkan dalam  Al Quran sebagai wujud yang datang dengan membawa rohul qudus. Beliau datang membawa kembali ruh ajaran syariat Musa yang telah kehilangan esensinya dalam kehidupan umat dimasa itu.
Diutusnya Rasulullah Muhammad SAW merupakan puncak dari revolusi ruhani atau revolusi kerajaan samawi yang fondasinya dimulai sejak Nabi Adam. Kedatangan Rasulullah menyempurnakan bangunan ruhani. Risalah atau pesan yang dibawa beliau merupakan ajaran sempurna untuk umat manusia bukan hanya bangsa arab dimana Rasulullah lahir dan dibesarkan namun juga umat manusia di seluruh dunia. Ajaran beliau bersifat universal merupakan akhir dari risalah yang diturunkan Tuhan kepada umat manusia (QS 5:3). Risalah yang dibawa oleh Rasulullah menyangkut segala aspek kehidupan manusia dan mencukupi kebutuhan hidup manusia hingga hari akhir disaat berdirinya kiamat. Perlu topik khusus untuk menguraikan sendi-sendi moral, keruhanian, sosial, politik, budaya, hukum dan peradaban yang diajarkan oleh Rasulullah yang terekam sempurna melalui kitab suci Al Quran serta sunnah-Nya. Tidak akan cukup waktu dalam tulisan singkat ini membahasnya, bagaimana ajaran yang di bawa Rasulullah telah merubah total perikehidupan umat manusia hingga hari ini. Bagaimana ajaran beliau telah berpengaruh besar hingga hari ini bahkan hingga akhir nanti.
Rasulullah merupakan penggenapan kedatangan Nabi Adam dimana fondasi peradaban diletakan kembali oleh Rasulullah kepada bangsa Arab yang terjerumus kedalam lembah kehidupan jauh dari moral berakhlak. Rasulullah adalah penggenapan diutus-Nya Nabi Nuh dan Ibrahim yang telah membersihkan kemusyrikan umat manusia khususnya bangsa Arab disekitar kabah. Rasulullah adalah penggenapan wujud Nabi Musa yang datang membawa hukum yang jelas dan terperinci, beliau telah menerima hukum syariat melalui percakapan langsung dengan sang khalik. Rasulullah adalah penggenapan Rohul Qudus Nabi Isa dimana karena sifat qudsiyatnya telah menyelamatkan umat manusia bahkan hingga hari akhir nanti.
Itulah sedikit gambaran singkat bagaimana revolusi dunia dan revolusi keagamaan yang pernah terjadi didunia . Tokoh sentral, elemen perjuangan dan sarana menjadi faktor yang menentukan dalam sebuah revolusi baik itu yang bersifat duniawi  maupun revolusi keagamaan yang bersifat samawi berdasar bimbingan Tuhan.
Peperangan atau kekerasan mewarnai keduanya sebagai hal yang tak bisa dihindari. Jalan perdamain dapat ditempuh meski akhirnya pihak pembawa perubahan senantiasa mengalami tindakan penganiayaan.
Keberhasilan pengaruh gerakan keagamaan dalam merubah total dan absolut tatanan lama tergantung pada revolusi, adalah tidak mungkin menanamkan nilai baru keagamaan sementara nilai lama yang bercorak kejahilan masih tertanam dalam fondasi tatanan baru.
Ajaran Revolusi samawi maupun duniawi pada tingkat tertentu bersifat lestari, perumpamaan ajaran samawi yang Allah tetap memeliharanya dengan ajaran samawinya yang tidak terpelihara seumpama kebun yang senantiasa disiangi dengan kebun yang tidak tersentuh perawatan samawi. Sebagai bukti bahwa ajaran itu asli berasal dari Tuhan dan pernah membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia dan akan selalu datang membawa perubahan di masa yang akan datang..

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © MKAI TASIKMALAYA - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -